A.
Pengertian Ilmu Sebagai Proses
Dilihat dari segi bahasa ilmu berarti sebuah pengetahuan sedangkan
proses adalah runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu,
rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk.[1]
Oleh karena itu yang dimaksud ilmu sebagai proses adalah segala sesuatu yang
telah diperbuat oleh manusia atau disebut juga aktivitas manusia yang tidak
hanya satu kegiatan melainkan suatu rangkaian kegiatan untuk mendapatkan ilmu
itulah yang dinamakan ilmu sebagai proses. Rangkaian aktivitas yang dilakukan
manusia dalah sebuah proses, dan rangkaian aktifitas itu bisa bersifat rasionalis,
kongnitif, dan teologis.
a.
Rasionalis
Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan
pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan
naluri. Ilmu menampakkan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan
empiris.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk
yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber
pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran
menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan dengan perasaan,
meskipun seperti itu dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri.
Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir
menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berfikir
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya,
manusia melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional dengan lingkungan
atau masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.
b.
Kongnitif
Kongnitif artinya aktivitas pemikiran yang bertalian dengan;
pengenalan, penyerapan, pengkonsepsian, dalam membangun pemahaman pemahaman
secara terstruktur guna memperoleh pengetahuan[2]
Pada dasarnya ilmu
adalah sebuah proses yang bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui
dan pengetahuan. Proses kognitif adalah suatu rangkaian aktivitas seperti
pengenalan, penyerapan, pengkonsepsian, dan penalaran (antara lain) yang
dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan tentang suatu
hal.
Menurut Piaget
menyatakan bahwa di dalam diri individu terjadi adaptasi terhadap lingkungan
dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
c.
Teologis
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan
kognitif, juga bercorak teleologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena
para ilmuwan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh
setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang
bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.
B.
Ilmu Sebagai Prosedur
Ilmu sebagai prosedur merupakann ilmu sebagai penelitian yang
menggunakan metode ilmiah, metode ilmiah inilah yang digunakan oleh para ilmuwan
untuk mencari secara sistematis pengetahuan baru dengan pengetahuan yang ada.
Adapun metode ilmiah yang digunakan adalah:
a.
Pola
prosedural : pengamatan, percobaan, pengukuran, survey, deduksi, induksi dan
alias.
b.
Tata
langkah : penentuan masalah, hipotesis, pengumpulan data, kesimpulah dan
pengujian hasil.
c.
Tekhnik-tekhnik
: daftar pertanyaan, wawancara, perhitungan dan pemanasan.
d.
Alat-alat
: timbangan, meteran, perapian, computer.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:
a.
Penentuan
masalah
Secara sadar kita menetapkan masalah yang akan ditelaah dengan
ruang lingkup dan batas-batasnya.
b.
Penyusunan
kerangka masalah
Usaha untuk mendeskripsikan masalah dengan
lebih jelas.
c.
Pengajuan
hipotesis
Adalah merupakan suatu usaha untuk memberikan penjelasan sementara
mengenai hubungan sebab-akibat yang mengikat faktor-faktor yang membentuk
kerangka masalah tersebut.
d.
Deduksi
dari hipotesis
Merupakan langkah perantara dalam usaha kita untuk menguji
hipotesis yang diajukan.
e.
Pembuktian
hipotesis
Merupakan usaha untuk mengumpulkan fakta-fakta. Jika hipotesis yang
diajukan sesuai dengan fakta-fakta dalam dunia empiris, maka hipotesis tersebut
telah terbukti, tapi jika tidak terbukti, maka hipotesis tersebut ditolak.
f.
Penerimaan
hipotesis menjadi teori ilmiah.
Setelah hipotesis tersebut telah terbukti, maka hipotesis tersebut
sudah dianggap sebagai suatu teori ilmiyah baru.[3]
C.
Ilmu Sebagai Produk
Ilmu sebagai hasil atau produk berupa pengetahuan sistematis, ilmu
dipahami sebagai seluruh kesatuan ide yang mengacu ke dunia obyek yang sama dan
saling berkaitan secara logis.
ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis
yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai
sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal.
Obyek material sering disebut pokok soal, sedangkan obyek material
dinamakan titik perhatian.
Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda
dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan
pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan
teratur.
The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia
mengatakan: " ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala
kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
"[4]
[1]
http://ardiansyahputera.wordpress.com/2010/11/07/ilmu-sebagai-proses-dan-produk/
[2]
http://paparisa.unpatti.ac.id/kuliah/mod/page/view.php?id=13
[3] Drs,
Burhanuddin Salam, Sejarah Filsafat Ilmu dan Teknologi, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hal. 25
[4] http://ardiansyahputera.wordpress.com/2010/11/07/ilmu-sebagai-proses-dan-produk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar