Rabu, 08 Februari 2017

Mengapa Allah Ciptakan Babi?



Andika Nurul (Salah satu Wali Santri TPQ AL-ANWAR – Yayasan Rahmatul Anwar)




Assalamualaikum Bu Rina, sebelumnya saya ucapkan terima kasih, karena saya telah diberikan kesempatan kali kedua untuk menambah ilmu dengan mengirimkan pertanyaan-pertanyaan yang semoga bisa bermanfaat.

Bu Rina, saya ingin bertanya... mengapa Allah ciptakan BABI, padahal BABI itu haram dan tidak dapat dimanfaatkan segala sesuatu darinya?



JAWAB:

Wa’alaikum salam Warahmatullah...
Alhamdulillah... kali ini pertanyaan yang datang dari Bu Dika membuat saya cukup kuwalahan untuk menjawab. Namun saya bersyukur, karena dengan pertanyaan kritis semacam ini, saya pribadi dapat mencari tahu 1 ilmu yang belum saya ketahui.

Segala puji bagi Allah SWT, yang karena ni’matnya segala kebaikan menjadi sempurna. Bu Dika dan pembaca yang dimuliakan Allah, kita sebagai Hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, kita harus percaya bahwa apapun yang diciptakan oleh Allah tidak ada yang sia-sia, pasti semua memiliki faedah
walaupun sedikit.

Janganlah kita memandang segala sesuatu dari segi positifnya saja, karena saya pertegas kembali bahwa ketika kita membenci suatu hal karena keburukannya, maka ketahuilah mungkin saja Allah titipkan 1000 kebaikan padanya untuk kita.

Begitu pula dengan BABI. Babi adalah hewan yang jorok, Pemalas, dia lebih suka ditempat yang kotor seperti lumpur misalnya, babi juga termasuk hewan yang rakus, apapun makanan yang berada di depannya dia lahap, bahkan dia kencingi dulu baru dia makan. Dan lebih parahnya lagi, ketika Babi memiliki hasrat besar untuk makan, maka dia muntahkan kembali apa yang telah dia makan tadi lalu dia makan kembali.

Mengapa babi itu Haram?
Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf : 157
وَيُحَرِّمُ عّلّيْهِمْ الْخَبَائِث
Allah haramkan kepada mereka Khobits

Apa itu khobits? Khobits adalah:
  1.     Makanan yang memang haram untuk kita konsumsi, misalkan Khomr, Narkotika.
  2.    Sesuatu yang jijik bila dimakan, seperti Ular atau kecoak.
  3.    Bangkai, Darah, Daging babi. Allah mengharamkan bentuk penghalalan semacam ini.
Lalu mengapa Allah ciptakan Babi? Padahal Babi itu haram dan tidak bias dimanfaatkan segala sesuatu darinya. Pembaca sekalian yang dirahmati Allah, bukan berarti hal yang seluruhnya negatif tidak menyimpan suatu hal yang postif. Lalu apa manfaatnya?
  1. Dia bias menjadi contoh, sekaligus pembelajaran agar kita tidak mengikuti Tabi’atnya, yang jorok, pemalas, dan rakus, seperti yang saya jelaskan tadi.
  2. Menguji manusia. Seperti halnya, bila Allah pertemukan kita, kenalkan kita dengan seseorang yang buruk akhlaknya, buruk rupanya, suka menfitnah, miskin tapi pelit, dll. Dalam hati kita ketika sudah merasa kesal dengannya, di fitnah olehnya, kita akan berfikir “Untuk apa orang ini hidup? Kenapa Allah tidak cabut saja nyawanya?”. Subhanallah, Allah jadikan manusia semacam ini hidup untuk menguji kita. ketika Allah telah pertemukan kita dengan manusia semacam ini, apa yang akan kita lakukan? Diam saja kah, Menegur dan menasehatinya kah, atau malah kita marah dan bertengkar saat kita difitnah olehnya? Begitu juga dengan Babi, Allah ciptakan Babi untuk menguji kita. ketika Allah sudah tetapkan bahwa BABI adalah HARAM walau rasanya enak. Ta’atkah manusia pada larangan Allah yang satu ini?
  3. Menjadikan manusia lebih kreatif dan mengembangkan intelektualnya.  Di era saat ini, Mahasiswa kedokteran banyak sekali melakukan penelitian-penelitian, Salah satunya pada Babi. Dari Hewan menjijikkan ini, muncullah penyakit-penyakit baru, seperti Flu Babi, Cacing pita yang ada dalam tubuh manusia. Dan setelah mereka meneliti penyakit-penyakit tersebut, mereka kembangkan kembali. Lalu apa obat yang bisa menjadi penangkalnya.
Begitulah kurang lebih manfaat dari Diciptakannya BABI, terkadang manfaat yang kecil tidak tampak, bahkan manfaat yang besarpun ketika tertutupi dengan sisi Negatif maka akan sulit kita lihat. Para pembaca yang di rahmati Allah, mari kita sama-sama belajar menjadi Hamba Allah yang pandai bersyukur, dan bijaksana menerima setiap Takdir Allah.
Wallahu A’lam bis Showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar