Rabu, 19 Maret 2014

METODE PEMBELAJARAN KITABAH

PEMBAHASAN
A.    Pengertian metode pembelajaran kitabah
Menulis merupakan aktifitas yang tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan kita, menulis merupkan kegiatan untuk menuangkan expresi hati dengan bebas sesuai dengan apa yang difikirkan. Dengan menuangkan ungkapan yang tertulis diharapkan para pembaca dapat mengerti apa yang ingin penulis ungkapkan maka dari itu diperlukan metode dalam pembelajaran kitabah, yang dimaksud dengan metode pembelajaran  kitabah Adalah keterampilan menuangkan simbol simbol yang tertulis dan terorganisir menurut sistem tertentu. 

B.     Komponen kitabah dalam bahasa Arab
Mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Namun dalam penggunaan bahasa sehari-hari berbicara dilakukan dalam jumlah dan frekuensi yang lebih tinggi daripada menulis. Selain frekuensinya yang tinggi berbicara pada umumnya dilakukan secara spontan, tanpa banyak kesempatan untuk memperhatikan kaidah penggunaan bahasa secara semestinya. Oleh karna itu, sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis ini, yaitu:
1. Penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, fragmatik dan sebagainnya.
2. Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis.
3. Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan. Yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah dan sebagainnya.[1]
Pada dasarnya, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketrampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan studi itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan fikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada fikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.[2]
Untuk memperoleh hasil yang efektif dari pelaksanaan pembelajaran menulis, maka perlu di ketahui bahwa aktivitas menulis yang dimaksud terbagi menjadi tiga hal, yaitu :
1.      Dikte (Al-Imla’), meliputi:
a.       Imlak menyalin (manqul)
Yang dimaksud menyalin di sini adalah memindahkan tulisan dari media tertentu dalam buku pelajar. Imlak ini juga lazim disebut imlak mansukh, sebab dilakukan dengan cara menyalin tulisan. Imlak ini cocok diberikan kepada pemula.
b.      Imlak mengamati (manzhur)
Yang dimaksud mengamati disini adalah melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah itu dipindahkan ke dalam buku pelajar tanpa melihat lagi tulisan. Pelajar dalam hal ini sedapat mungkin harus menyalin lebih tinggi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan imlak manqul. Maka dalam prakteknya akan lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah lebih maju.
c.       Imlak menyimak (istima’i)
Yang dimaksud menyimak disini adalah mendengarkan kata-kata/ kalimat/ teks yang dibacakan, lalu menulisnnya. Imlak ini sedikit lebih sukar dibandingkan dengan imlak manzhur, karena para pelajar dituntut untuk menulis kalimat/teks tanpa melihat contoh tulisan dari guru, melainkan mengandalkan hasil kecermatan mereka dalam mendengarkan bacaan guru. Maka tentu saja lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah pandai dalam imlak manzhur.
d.      Imlak tes (ikhtibari)
Sesuai dengan sebutannya, tes, imlak ikhtibari bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam imlak yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Maka kemampuan yang diukur mencakup unsur-unsur kemampuan dasar seperti yang dijelaskan di atas.[3]
2.      Menulis indah (al-khath)
a.      Khat kufi
b.      Khat naskhi
c.       Khat tsulutsi
d.      Khat faritsi
e.       Khat diwani
f.        Khat diwani jali
g.      Khat ijazah
h.      Khat riq’i[4]
3.      Mengarang (Al-Tabir wa al-Insya)
a. Al-Ta’bir al-Basit (karangan sederhana)
b. Al-Ta’bir al-Muwajjah (karangan terstruktur)
c. Al-Ta’bir al-Hurr (karangan bebas)[5] 
C.     Prinsip-prinsip pembelajaran kitabah
Diantara prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan menulis adalah:
a.       Tema dan ketentuan lainnya harus jelas.
b.      Tema dianjurkan berasal dari kehidupan nyata atau pengalaman langsung dari peserta didik.
c.       Pengajaran  insya’ harus dikaitkan dengan qawaid dan  muthala’ah karena insya’ adalah media yang tepat untuk mengimplementasikan qawaid yang idenya diperoleh dari muthala’ah.
d.      Pekerjaan siswa harus dikoreksi, jika tidak, maka peserta didik tidak mengetahui kesalahannya dan dia akan tetap melakukan kesalahan, sebaiknya diurutkan berdasarkan kepentingannya dan hendaknya dibahas dalam pelajaran khusus Radliyah dkk, 2005: 81).
Selain prinsip-prinsip di atas, menurut Ahmad Izzan (2009: 156) ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan keterampilan menulis, yaitu bagaimana membentuk alfabet, mengeja dan menyatakan pikiran perasaan melalui tulisan yang lazim disebut dengan mengarang (al-insya’ at-tahriry)
Kemahiran menulis alfabet Arab berlainan dengan sistem tulisan huruf latin. Huruf latin berbentuk tulisan tangan yang dapat disambung dengan huruf berikutnya, sedangkan huruf Arab sebagian bisa disambungkan dengan huruf berikutnya sedangkan sebagian lainnya tidak dapat disambung.
Mengeja alfabet Arab juga berlainan dengan ejaan huruf latin. Latihan-latihan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam meningkatkan kemahiran ejaan mencakup lisan dan tulisan yaitu melalui dikte (imla). Dikte adalah cara mengatakan atau membacakan sesuatu dengan sangat keras supaya dapat  ditulis oleh orang lain.
Kemahiran mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan di tingkat pemula dapat diwujudkan melalui teknik mengarang terbimbing yang secara berangsur-angsur harus terus dikembangkan menjadi teknik mengarang bebas. Misalnya, mengubah kalimat aktif menjadi pasif, positif menjadi negatif, berita menjadi tanya, kalimat dengan fi’il madhi diubah menjadi kalimat dengan fi’il mudhari’ yang biasa disebut dengan transformasi.[6]
D.    Contoh metode pembelajaran kitabah
Dalam pembelajaran bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dilandasi oleh pemikiran bahwa aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara terpadu, tidak pernah bahasa digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan aktivitas anak berinteraksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Di kelas-kelas yang lebih tinggi (4-6 sekolah dasar) atau jenjang SMP dan SMA, pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) diberikan secara terpadu.
Misalnya:
a.       Menyimak dan Menulis
Guru membacakan atau memperdengarkan rekaman sebuah drama atau sebuah cerpen. Siswa menyimak berapa kali drama/cerpen itu dibaca/diperdengarkan, bergantung pada tingkat kesukaran drama/cerpen tersebut. Setelah selesai, siswa diberi waktu untuk menanyakan hal-hal yang tidak mereka mengerti. Sesudah itu mereka diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang drama/cerpen itu, atau siswa diminta menuliskan isi drama/cerpen secara ringkas dengan kalimat mereka sendiri.
Dapat juga siswa diminta mendengarkan radio atau televisi pada acara tertentu, dan diminta membuat laporan hasil simakannya secara tertulis. Dalam hal ini guru harus jeli, memiliki acara-acara yang mernungkinkan dilaksanakannya tugas tersebut oleh siswa. Dengan cara-cara di atas, guru memadukan pembelajaran menyimak dan menulis. Cara yang lain masih cukup banyak.
b.      Membaca dan Menulis
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita atau tulisan-tulisan yang lain di luar kelas, dan meminta kepada mereka untuk menuliskan ringkasan hasil bacaan masing-masing. Setelah mereka menuliskan ringkasan tersebut, guru dapat meminta kepada siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka, atau dapat juga sebelum mereka mengumpulkan, beberapa siswa diberi giliran untuk membacakan atau mengemukakan hasil pekerjaan masing-masing. Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca, menulis, dan bercerita.
c.       Menulis dan Bercerita
Contoh:
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat karangan di luar kelas. Pada jam yang telah ditentukan, siswa menceritakan isi karangannya, sebelum karangan itu dikumpulkan.
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, masing-masing beranggotakan tiga atau empat orang. Tiap kelompok diberi tugas merencanakan dan menuliskan sebuah adegan yang diperankan. Pada jam yang telah disepakati bersama, sebelum naskah diserahkan kepada guru, tiap kelompok diminta memperagakan apa yang telah mereka rencanakan dan mereka tulis. 
E.     Problematika pembelajaran kitabah dan ikhtiar solusinya
Terdpat 2 problem dalam pembelajaran kitabah, yaitu problem linguistik dan non linguistik.
Adapun problem linguistiknya adalah:
1) Kesulitan menyalin tulisan guru yang ada di papan tulis, karena tulisannya kurang jelas
2) kesulitan dalam menulis ttulisan-tulisan hijaiyah dengan bentuk bermacam-macam; di awal, di tengah, dan di akhir kata jika tidak ada model tulisan
3) kesulitan membedakan huruf-huruf yang bisa di sambung dan yang tidak bisa di sambung, juga ketika tidak ada model tulisan,
4) kesulitan menulis ketika mengerjakan soal, karena mereka tidak tahu bagaimana cara menulisnya.
Sedangkan problem non linguistiknya adalah:
1) Latar belakang peserta didik yang heterogen
2) kurangnya motivasi
3) kompetensi pedagogi guru tersebut yang masih kurang
4) keterbatasan fasilitas yang dimiliki
5) keadaan kelas yang kurang kondusif.
Adapun solusinya dari pihak guru adalah:
1) Guru menumbuhkan motivasi siswa dengan cara guru selalu menjelaskan bahwa belajar bahasa Arab atau kitabah itu penting bagi mereka
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran yang sudah selesai diajarkan
3) Untuk meningkatkan kemampuan kitabah siswa, guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada siswa
4) Mendorong siswa agar tidak menganggap belajar bahasa Arab atau kitabah sebagai beban
5) Guru memberi penjelasan secara mendalamm kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Arab atau kitabah.
Sedangkan dari pihak madrasah adalah:
1) Menyediakan fasilitas yang cukup untuk mencapai keberhasilan serta menunjang dan memudahkan siswa serta guru dalam proses pembelajaran dengan cara pembuatan laboratorium bahasa, agar siswa lebih semangat dalam belajar bahasa Arab
2) Menganjurkan kepada guru Bahasa Arab untuk menggunakan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Arab atau kitabah.[7]
Maka oleh karena itu seorang siswa dilatih dari awal bagaimana cara menulis bahasa arab yang paling dasar hingga ke kalimat yang bersambung. Apabila sudah bisa menulis dengan baik kemudian diajarkan imla’nya juga secara perlahan, maka lama kelamaan siswa tersebut akan terbiasa. 
F.            Prosers pembelajaran kitabah
1.      Menulis terkontrol
Diantara contohnya:
a. Dikte (dictation), yaitu mendikte baris-baris sebuah wacana. Dan salah satu cara terbaik adalah melakukan dikte dengan berpasang-pasangan atau berkelompok. Dengan cara ini siswa bekerja sesuai dengan kecepatan mereka dan mereka membetulkan sendiri kalimatnya. Sementara guru bias bebas memonitor aktivitas mereka.
b. Menyusun kalimat (sentence combine), siswa kelas dibditulis dalam kalimat-kalimat pendek. Siswa menggabungkan kalimat-kalimat ini dengan menggunakankata penghubung yang disajikan pada papan tulis, atau sekaligus dalam lembar mereka.
c. Menyimpulkan (reducing), siswa diminta menulis kembali sebuah wacana dengan membuang semua kata atau fraseyang tidak perlu. Siswa hanya dibolehkan membuat sedikit perubahan pada struktur kalimat asli. Aktivitas ini sangat baikdilakukan secara berpasangan. 
b. Menulis Terbimbing
Diantara contohnya:
a)      Menggunakan gambar (picture description), pada aktivitas ini kita bisa mengunakan gambar yang diambil dari majalah atau menggambar sendiri pada sehelai kertas atau transparansi. Subjek gambar biasanya seorang tokoh terkenal, pemandangan lokasi sebuah peristiwa, bangunan terkenal. Salah satu cara memulai aktivitas ini adalah meminta siswa membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gambar tersebut.Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab dalam bentuk tulis secara deskriptif.
b)      Cerita dengan gambar (picture sequence essay), di kelas diperlihatkan sejumlah gambar antara empat sampai enam buah yang membentuk rangkaian cerita. Gambar-gambar tersebut dapat juga diacak bila tujuan pengajarannya menghendaki diskusi antar siswa. Siswa kemudian menulis sebuah cerita dengan bahasa mereka sendiri berdasarkan gambar tersebut.
c)      Membalas surat (replying to letters), teknik ini meminta siswa untuk membuat stimulus. Surat stimulus dibuat secara alamiah, tetapi mengandung sejumlah permintaan informasi yang kemudian menjadi dasar pembentuk surat balasannya. Surat ini ditulis dalam sehelai lembar kerja, karena surat ini terlalu banyak memuat kata.
d)     Merangkum (making summary), guru membacakan sebuah wacana secara intensif dan meminta siswa menulis ringkasannya.
e)      Menggabungkan (making connections), aktivitas ini masih berkaitan dengan menggabungkan sejumlah kalimat, seperti yang dibahas sebelumnya. Kali ini siswa berurusan dengan teks yang mirip esai, tetapi tersusun dari kalimat-kalimat pendek. Dan tugas siswa adalah menghasilkan sebuah tulisan yang elegan dan padu, dengan menggunakan kata-kata penghubung yang sesuai.[8]





























[1] http: //www.ialf.edu/kpbipa/papers/haherudinkurniawan.doc, diakses pada tanggal 26 Oktober
[2] Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Prespektif, ( Jogjakarta: Tiara Wacana), h. 327
[3] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 152-153
[4] Acep Hermawan, Metodologi, h. 153-160

[5] Acep Hermawan, Metodologi, h. 164
[6] Abd. Wahab Rasyidi dan mamluatul ni’mah, memehami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Maliki Press, 2011),  h. 98-99

[7] http://digilib.uin-suka.ac.id/3802, diakses pada tanggal 26 Oktober


[8] Furqanul, dkk, Pengajaran Bahasa Komunikatif (Teori dan Praktek), (Bandung: Remaja Rosda Karya), h. 131-136

Tidak ada komentar:

Posting Komentar