Asal Mula Kejadian Alam Semesta
Alam semesta atau jagat raya adalah
suatu ruangan yang maha besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik
dan abiotik, serta didalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang tidak dapat diungkapakan.
Ada beberapa teori mengenai alam semesta antara lain adalah sebagai berikut :
Ada beberapa teori mengenai alam semesta antara lain adalah sebagai berikut :
1. “Big BangTeory” yang menganggap bahwa alam
semesta ini terjadi akibat dari ledakan satu gumpalan zat raksasa. Dengan kata
lain, bahwa alam semesta ini asalnya berupa satu benda raksasa saja, kemudian
pecah akibat tekanan tenaga dalam ditengah-tengahnya sehingga pecah menjadi
berkeping-keping dan kepingan itu menjadi benda-benda alam.
2. “Stady State Theory” yaitu anggapan orang
yang mengatakan bahwa alam semesta ini sudah ada selamnya seperti susunan sekarang
ini. Dan zat-zat terus menerus terbentuk.
3. “Occilating Theory” yaitu pendapat yang
mengatakan bahwa alam semesta ini tetap dalam keadaan melar dan menciut dalam
jangka waktu ribuan juta tahun.
A. Asal Mula Kejadian Alam Menurut Ilmu Pengatahuan
George Ganow berpendapat : pada saat-saat permulaan dari timbulnya akan alam semesta ini, ialah semua massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti galaxy-galaxy, semua nabula gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu dibawah tekanan yang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Hal ini yang disebut meledak dengan berkeping-keping, keping-kepingan itu akhirnya menjadi bintang-bintang, matahri kita, planet-planet, satelit-satelit, galaxy-galaxy, nabula, benda-benda semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong.
B. Asal Mula Terjadinya Alam Menurut Al-Qur’an
Proses terjadinya alam menurut Al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya berbunyi :
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11)
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa langit pada mulanya berupa asap, dengan demikian, tidak mustahil apabila bumi dahulunya berasal dari asap atau gas juga, mengingat bumi asalnya bersatu dengan langit.
2. Didalam Al-Qur’an juga diterangkan yang artinya :
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya atau kah langit ? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”(An-Nazi’at Ayat 21-30)
Ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tatkala langit belum disempurnakan. Belum ada siang dan malam, maka bumi belum terhampar, dengan demikian mungkin ia masih labil. Cair dan belum menentu wujudnya, dan mungkin tidak rata, benjol-benjol sekali, tetapi setelah langit disempurnakan segala sesuatunya, dan siang malam diadakan, maka jadilah bumi ini terhampar karena pengaruh hal tersebut.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan kebenarannya melalui penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
A. Asal Mula Kejadian Alam Menurut Ilmu Pengatahuan
George Ganow berpendapat : pada saat-saat permulaan dari timbulnya akan alam semesta ini, ialah semua massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti galaxy-galaxy, semua nabula gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu dibawah tekanan yang maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh berantakan (collapse). Hal ini yang disebut meledak dengan berkeping-keping, keping-kepingan itu akhirnya menjadi bintang-bintang, matahri kita, planet-planet, satelit-satelit, galaxy-galaxy, nabula, benda-benda semesta lainya bertaburan memenuhi ruang kosong.
B. Asal Mula Terjadinya Alam Menurut Al-Qur’an
Proses terjadinya alam menurut Al-Qur’an ialah sebagai berikut :
1. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya berbunyi :
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap … “ (Q.S.Fushilat : 11)
Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa langit pada mulanya berupa asap, dengan demikian, tidak mustahil apabila bumi dahulunya berasal dari asap atau gas juga, mengingat bumi asalnya bersatu dengan langit.
2. Didalam Al-Qur’an juga diterangkan yang artinya :
“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya atau kah langit ? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”(An-Nazi’at Ayat 21-30)
Ayat-ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tatkala langit belum disempurnakan. Belum ada siang dan malam, maka bumi belum terhampar, dengan demikian mungkin ia masih labil. Cair dan belum menentu wujudnya, dan mungkin tidak rata, benjol-benjol sekali, tetapi setelah langit disempurnakan segala sesuatunya, dan siang malam diadakan, maka jadilah bumi ini terhampar karena pengaruh hal tersebut.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam semesta mencakup keseluruhan benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet, nabula dan satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah dinyatakan kebenarannya melalui penelitian para ahli dan dibenarkan oleh Al-Qur’an.
ASAL MULA TERJADINYA GALAKSI, DAN TATA SURYA
a.
Galaksi
Galaksi adalah
sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan
segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang
neutron danlubang hitam),
gas dan debu kosmik medium antarbintang,
dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap.[1][2] Kata galaksi
berasal dari bahasa Yunani galaxias [γαλαξίας],
yang berarti "susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa Inggris: Milky Way).
b.
Tata Surya
Tata
Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuahbintang yang
disebut matahari dan
semua obyek yang yang mengelilinginya. Obyek-obyek tersebut termasuk delapan
buah planet
yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
lima planet-planet
kerdil/katai, 173 satelit-satelit
alami yang telah diidentifikasi dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet)
lainnya.
Hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah
dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan
oleh Immanuel Kant(1724-1804)
pada tahun 1775.
Kemudian hipotesis ini disempurnakan olehPierre
Marquis de Laplace pada tahun 1796.
Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula
Kant-Laplace. Pada tahap awal Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini
terbentuk dari debu, es,
dangas yang
disebut nebula.
Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen.
Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang
raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan
perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi,
gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentukplanet dalam.
Dengan cara yang sama, planet luar juga
terbentuk.
2. Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan
oleh Thomas C.
Chamberlain dan Forest R.
Moulton pada tahun 1900.
Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya
bintang lain yang hampir menabrak matahari.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali
dikemukakan oleh James Jeandan Herold
Jaffries pada tahun 1917.
Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal.
Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh
astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973)
pada tahun 1950.
Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle(1915-2001)
pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. serpihan itu akan terperangkap oleh gravitasi bintang
yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar