Bu Atun (Santri Kelas Malam)
Saya pernah mendengar, bahwa Dideh (Darah yang dibekukan /
direbus) itu harom. Lalu bagaimana hukumnya, apabila seseorang menjualnya untuk
mencukupi kebutuhan dalam sehari-hari dan menafkahi anak-anaknya mulai kecil
hingga besar?
Jawab:
Wa’alaikumus Salam Warahmatullahi Wabarokatuh
Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan kepada kita sekalian
dari barang-barang yang Haram. Karena barang-barang yang harom akan berdampak
buruk bagi diri kita, baik itu berupa makanan ataupun harta yang kita
manfaatkan.
Pembaca yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, ketika
yaumil qiyamah itu datang, seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, dan
diangkat menuju langit, untuk menuju tempat tinggal abadinya (Surga atau
Neraka) manusia harus melewati beberapa Fase, yang pertama manusia akan
digiring ke Padang Mahsyar,
mereka berjalan dengan rupa yang berbeda-beda, ada
yang kepalanya berbentuk monyet, Babi, Kuda, Anjing, dan bahkan juga ada
manusia yang berjalan di atas tangannya. Na’udzubillahi min dzalik.
Sebelum mereka menempati tempat tinggal abadi, mereka harus
melewati fase dimana manusia akan diadili dengan seadil-adilnya di persidangan
Allah. Tidak ada pengacara yang didatangkan untuk membela kita. 4 hal yang akan
di pertanyakan di yaumil hisab tersebut;
1. Umurnya
Kau habiskan untuk apa saja umurmu?
Dari kau lahir sampai kau mati kau gunakan untuk apa saja umurmu?
2. Ilmunya
Manusia diberikan keistimewaan oleh
Allah berupa Akal pikiran, yang membuatnya berbeda diantara makhluk Allah yang
lain. Sehingga dia dapat berfikir dan mencari serta menyimpan ilmu yang ia
pelajari di otaknya. Ilmu apa saja yang sudah kau pelajari? Kau amalkan tidak ilmu yang kau miliki?
3. Badannya
Allah memberikan kita semua anggota badan
dengan Cuma-Cuma, GRATIS. Tapi bukan berarti Allah tidak meminta pertanggung
jawaban kita atas anggota tubuh yang telah dipinjamkanNya. Allah akan tanya
satu persatu anggota badan kita, Tangan, kaki, mata, telinga, dst. Engkau
gunakan untuk apa saja Badanmu?
4. HARTAnya
Harta juga Pinjaman dari Allah, dan
Allah pun akan meminta pertanggung jawaban pada kita.
مِنْ اَيْنَ
اكْتَسَبَهُ وَ فِيْمَا اَنْفَقَه؟
Dari mana kau dapatkan harta itu? Dan
kemana kau gunakan?
Tidak akan ada 1 rupiah pun yang
terlewat, semua akan ditanyakan oleh Allah dengan sedetail-detailnya.
Maka kita harus berhati-hati dengan Harta kita, mungkin saja
masih ada penghasilan yang kita dapatkan itu dari cara yang haram, mungkin saja
masih ada makanan haram atau mungkin yang syubhat kita makan. Hindarilah semua
hal yang berbau Haram para pembaca sekalian.
Rosulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
“akan datang hari dimana Manusia sudah tidak peduli, dari
mana uang yang mereka dapatkan”. Halalkah? Haramkah?
Manusia sudah tidak peduli akan hal itu. Mengapa? Iya, karena
manusia inginkan Kaya, Uang, hidup mewah, rumah gedong. Subhanallah. Dan hari
tersebut kini telah tiba. Bagaimana tidak? Coba kita lihat di Cafe-cafe, tempat
orang-orang menghabiskan Uangnya demi kesenangan belaka, minum-minuman keras,
tempat untuk bertransaksi Narkoba, bahkan bisa jadi perzinahan juga diawali
dari tempat tersebut. Siapa pemilik Cafe tersebut? Orang Islam. Kemudian siapa
pelayannya? Orang Islam. Lalu kita lihat di BANK, tempat yang paling mudah untuk
meng-anak-kan uang (Riba). siapa pegawainya? Mayoritas orang Islam.
Astaghfirullahal adzim.
Ada satu kisah, dimana Sayyidina Abu Bakar ketika disodorkan
makanan oleh salah satu budak beliau, langsung saja beliau makan tanpa bertanya
terlebih dahulu darimana dia dapatkan makanan tersebut. Ketika beliau memakan
makanan tersebut, sang budak bercerita; sebenarnya 10 tahun yang lalu aku
bertemu seseorang, dan dia memintaku untuk meramalnya dan aku pun melakukannya,
padahal aku tidak bisa meramal. Aku katakan padanya, 10 tahun kedepan dia akan
menjadi saudagar kaya. Dan tadi tepat 10 tahun setelah kejadian tersebut aku
bertemu kembali dengannya. Dan apa yang aku katakan waktu itu terjadi, kini dia
telah menjadi saudagar kaya dan dia memberikanku hadiah ini”. Sayyidina Abu
Bakar sontak langsung memasukkan jarinya ke dalam mulut, dan memuntahkan
makanan yang telah ia makan, lalu berkata: “tidak tahukah engkau, Rosulullah
Shallallahu alaihi wasallam pernah berkata: Daging mana saja yang tumbuh, dari
makanan yang haram, maka nerakalah yang pantas untuk mereka”. Na’udzubillahi
min dzalik.
DAMPAK BURUK DARI HARTA YANG HAROM
- Memberikan hasil yang buruk pada tubuh kita (Sakit-sakitan), berpengaruh pada hati kita (iri, dengki, sombong). Juga berdampak buruk pada keharomonisan Rumah tangga, ada keluarga yang hidup tidak harmonis, hari-harinya dihiasi dengan perdebatan dan pertengkaran, karena rizeki yang mereka peroleh berasal dari Riba.
- TIDAK DIKABULKANNYA DO’A
- TIDAK DITERIMANYA AMALAN
إنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ اِلَّا
الطَّيِّبَات
Sesungguhnya Allah itu Maha baik, Dia
tidak akan menerima suatu hal kecuali yang Baik.
Berangkat haji dari hasil yang haram,
membawa perbekalan dari harta yang harom. Berdonasi untuk membangun masjid dari
hasil yang harom, jangan harapkan Pahala! Allah tidak akan terima Amalannya.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
مَنْ جَمَعَ مَالًا حَرَامًا ثُمَّ تَصَدَّق بِهِ
لَم يَكُنْ لَهُ اَجْرٌ وكَانَ عِسْرُهُ عليه
Barang siapa mengumpulkan harta yang
harom, lalu bersedekah dengannya, tidak akan ada Pahala baginya, yang ada hanya
hukuman baginya.
Dan barang siapa yang bersedekah
dengan barang harom, maka dia seperti menyucikan pakaiannya dengan Air Kencing.
Dan dosa itu tidak akan dihapus kecuali dengan harta yang halal.
- MENGHILANGKAN KEBERKAHAN
Apa itu berkah? Berkah adalah
bertambahnya suatu kebaikan. Jumlahnya sedikit, tapi memiliki manfaat yang
banyak.
Apabila harta yang kita miliki
berkembang dari hasil Riba, maka bisa dipastikan harta itu akan habis dengan
perlahan. Dan manusia yang hartanya tidak berkah, ada saja permasalahan yang
menimpanya; Hutang dimana-mana, anaknya sakit-sakitan, dan hartanya habis untuk
berobat.
- MATI SU’UL KHOTIMAH
Na’udzubillahi min dzalik. Harapan semua
umat manusia adalah meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Apabila manusia
sudah diberikan peringatan untuk tidak berbuat ma’shiyat, tidak berjudi,
mencuri dll, namun ia tidak menghiraukannya. Maka Allah akan membuatnya terlena
dalam nikmatmnya dunia, lalu allah cabut nyawanya. Seperti firman Allah dalam
surat Al-An’am : 44
فَلَمَّا
نَسُوْا مَا ذُكِّرُ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أبْوَابَ كُلِّ شَيْئِ حَتَّى إذَا
فَرِحُوْا بِمَا اُوتُوْا أخَذْنَاهُمْ بغْتَةً فَإذَا هُمْ مُبْلِسُوْنَ
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami
siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus
asa."
- DIADZAB DENGAN HARTANYA
Harta yang kita
miliki seharusnya menjadi suatu nikmat. Tapi tidak sedikit diantara kita yang diadzab oleh Allah dengan hartanya.
Harta seolah menjadi pikiran dan beban. Seperti para Perampok, pencuri,
koruptor, bisakah mereka tidur dengan tenang? Bisakah mereka hidup tenang
dengan hartanya?
- BANGKRUT DI HARI KIAMAT
Apapun yang diperbuat
manusia di dunia, akan dipertanggung jawabkan nanti ketika di akhirat. Walau hablu
minallah manusia bagus, apabila hablu minannasnya bermasalah, maka
berhati-hatilah.
Apabila kita memiliki
hutang maka segeralah kita lunasi, jika kita pernah mencuri suatu barang maka
kembalikanlah barang itu. Bila kita telah berbuat jahat pada seseorang, mencacinya,
memukulnya, menfitnahnya, sudahkah kita meminta maaf padanya? Bila tidak, bisa
saja mereka menuntut kita di akhirat kelak. Semua pahala ibadah kita diberikan
kepadanya,. Dan apabila pahala kita telah habis dibagikan pada mereka yang
telah kita dzalimi, maka dosa merekalah yang akan diberikan kepada kita. Na’udzubillahi
min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar