Diceritakan bahwa dahulu hidup seorang lelaki yang dikenal
sebagai orang yang gemar berbuat maksiat kepada Allah. Orang-orang mengenalnya
sebagai peminum khamar hingga mereka tidak tidak pernah peduli terhadap apapun
yang menimpanya. Ini terbukti saat kematian menjemputnya. Tidak ada seorang pun
dari sanak saudara, dan para tetangga yang sudi melayat ataupun mengurus
jenazahnya.
Sang istri sedih, bingung luar biasa. Setelah menunggu sekian
lamanya tetap tak ada seorangpun yang peduli dan datang untuk mengurus mayat
suaminya, sampai pada akhirnya wanita itu memutuskan untuk untuk menyewa orang
agar memandikan dan mengkafaninya. Seusai mengkafani jenazah suaminya, orang
itu dibayar dan disuruh membawa tubuh suaminya ke tengah lapangan dengan
harapan barang kali ada orang yang peduli untuk mensholati dan mengubur
jasadnya.
Setelah beberapa saat, muncullah seorang arif billah atau
waliyullah yang dikenal banyak orang karena kezuhudannya dan kesholehannya.
Ia dikenal sebagai sosok yang suka Uzlah (tidak pernah keluar untuk
bertemu manusia). Hal ini sudah bertahun-tahun ia jalani. Tiba-tiba ia keluar
dan berkata kepada orang-orang bahwa dalam mimpinya ia mendapat ilham bahwa
saat itu ada seorang waliyullah yang mati dan dia diperintahkan untuk
mensholatinya.
Mendengar ucapannya, orang-orang saling bertanya-tanya
kebingungan. Ternyata memang tidak ada mayat lain saat itu kecuali mayat
seorang pemabuk tadi. “Maaf guru, tidak ada orang mati di daerah ini kecuali
seorang pemabuk yang selalu bermaksiat kepada Allah SWT”, jawab salah seorang
di antara mereka. “kalau memang hanya dia, maka aku yakin bahwa dia adalah
orang yang dekat dengan Allah SWT”, kata sang wali menegaskan. Singkat cerita
orang-orangpun berkerumun mendekati mayat itu. Sang wali pun memanggil istri
pemabuk itu dan menanyakan tentang kehidupan suaminya.
“Maaf guru, sebetulnya hamba malu untuk menceritakannya.
Namun tanpa hamba ceritakan pun semua orang sudah tahu bagaimana suami hamba.
Semua orang mengenalnya sebagai pemabuk”, jawab sang istri tertunduk malu.
“Aku tidak menanyakan itu. Yang aku ingin tahu, apakah ia
punya kebiasaan baik yang engkau ketahui?” sang wali bertanya lagi.
“Ya, Guru. Dia punya dua kebiasaan baik. Pertama, di
malam hari, suamiku selalu bersujud melaksanakan shalat malam, berdoa dan
mengakui kelemahannya. Kedua, dia adalah orang yang sangat peduli dan
menaruh perhatian kepada anak-anak yatim. Dia selalu mencukupi kebutuhan
anak-anak yatim yang tinggal di daerah ini,” jawab sang istri menjelaskan.
“Wahai orang-orang yang menyaksikan kejadian ini, ketahuilah
baik-baik! Walaupun kalian mengenal mayat ini sebagai seorang pemabuk dan ahli
maksiat, tapi dengan amalan itu Allah SWT telah mengampuni dosanya dan
mengangkatnya menjadi kekasihNya”. Kata sang wali.
Setelah mendengarkan itu, orang-orang merasa bersalah karena
telah beranggapan buruk pada wali ini, dan merekapun lalu beramai-ramai
mensholati dan menguburnya.
Masya Allah...
Bahkan, derajat seorang pemabuk pun diangkat oleh Allah SWT
karena kesungguhan dan perhatiannya kepada anak yatim. Oleh karena itu mari
kita perhatikan baik-baik anak yatim yang ada di sekitar kita. Jangan sampai kita
dan keluarga kita menikmati hidup berkecukupan atau bahkan berlebihan sedangkan
mereka menangis kelaparan dan kesulitan mencukupi kehidupan mereka.
Berhati-hatilah! Karena kelak kita semua akan mempertanggung jawabkan semua ini
di hadapan Allah SWT.
SALURKAN BANTUAN ANDA, DENGAN BERSEDEKAH UNTUK ANAK-ANAK
YATIM.
Melalui:
Yayasan Rahmatul
Anwar
Jl. Gunungsari I No.
104 SURABAYA
WA : 082393944927
BBM : DOFC3200
Rek. Bank JATIM : 0382265840
Rek. Mandiri Syariah : 1840006877
Rek. Mandiri : 1420088800775
Rek. BRI : 115601002840503
LAYANAN JEMPUT DONASI
031-5670256
031-5670256
Tidak ada komentar:
Posting Komentar